BAB I
PROTEIN
Pengertian
v Protein
Kata
protein sebenarnya berasal dari kata Yunani yang berarti pertama yang paling
penting, asal dari kata protos. Protein terdiri dari bermacam-macam golongan
makromolekul heterogen. Walaupun demikian semuanya merupakan turunan dari
polipeptida dengan berat molekul yang tinggi, secara kimia dapat dibedakan
antara protein sederhana yang terdiri dari polipeptida dengan berat molekkul
yang tinggi. Secara kimia dapat dibedakan antara protein sederhana yang terdiri
dari polipeptida dan protein kompleks yang mengandung zat-zat makanan tambahan
seperti hern, karbohidrat, lipid atau asam nukleat. Untuk protein kompleks,
bagian polipeptida dinamakan aproprotein dan keseluruhannya dinamakan
haloprotein. Secara fungsional protein juga menunjukkan banyak perbedaan. Dalam
sel mereka berfungsi sebagai enzim, bahan bangunan, pelumas dan molekul
pengemban. Tapi sebenarnya protein merupakan polimer alam yang tersusun dari
berbagai asam amino melalui ikatan peptida (Hart, 1987).
Protein
adalah suatu senyawa organik yang mempunyai berat molekul besar antara ribuan
hingga jutaan satuan(g/mol). Protein tersusun dari atom-atom C,H,O dan N
ditambah beberapa unsur lainnya seperti P dan S. Atom-atom itu membentuk
unit-unit asam amino. Urutan asam amino dalam protein maupun hubungan antara
asam amino satu dengan yang lain, menentukan sifat biologis suatu protein.
(Girinda, 1990).
Protein
adalah sumber asam amino yang mengandung unsur C,H,O dan N yang tidak dimiliki
oleh lemak dan karbohidrat. Molekul protein mengandung gula terpor belerang,
dan ada jenis protein yang mengandung unsur logam seperti besi dan tembaga.
(Winarnno, 1997).
Kunci
ribuan protein yang berbeda strukturnya adalah gugus pada molekul unit
pembangunan protein yang relatif sederhana dibangun dari rangkaian dasar yang
sama, dari 20 asam amino mempunyai rantai samping yang khusus, yang berikatan
kovalen dalam urutan yang khas. Karena masing-masing asam amino mempunyai rantai
samping yang khusus yang memberikan sifat kimia masing-masing individu,
kelompok 20 unit pembangunan ini dapat dianggap sebagai abjad struktur protein.
(Lehninger, 1996).
Ø Fungsi Protein
·
Sebagai
Enzim
Hampir
semua reaksi biologis dipercepat atau di bantu oleh suatu senyawa makromolekul
spesifik yang disebut enzim, dari reaksi yang sangat sederhana seperti reaksi
transportasi karbondioksida yang sangat rumit seperti replikasi kromosom.
Protein besar peranannya terhadap perubahab-perubahan kimia dalam system
biologis.
·
Alat
Pengangkut dan Penyimpanan
Banyak
molekul dengan MB kecil serta beberapa ion dapat diangkut atau dipindahkan oleh
protein-protein tertentu. Misalnya hemoglobin mengangkut oksigen dalam
eritrosit, sedangkan mioglobin mengangkut oksigen dalam otot.
·
Pengatur
Pergerakan
Protein
merupakan komponen utama daging, gerakan otot terjadi karena adanya dua molekul
protein yang saling bergeseran.
·
Penunjang
Mekanik
Kekuatan
dan daya tahan robek kulit dan tulang disebebkan adanya kolagen, suatu protein
berbentuk bulat panjang dan mudah membentuk serabut
·
Pertahanan
Tubuh atau Imunisasi
Pertahanan
tubuh biasanya dalam bentuk antibody, yaitu suatu protein khusus yang dapat
mengenal dan menempel atau mengikat benda-benda asing yang masuk ke dalam tubuh
seperti virus, bakteri, dan sel-sel asing lain.
·
Media
Perambatan Impuls Saraf
Protein
yang mempunyai fungsi ini biasanya berbentuk reseptor, misalnya rodopsin, suatu
protein yang bertindak sebagai reseptor penerima warna atau cahaya pada sel-sel
mata
·
Pengendalian
Pertumbuhan
Protein
ini bekerja sebagai reseptor (dalam bakteri) yang dapat mempengaruhi fungsi
bagian-bagian DNA yang mengatur sifat dan karakter bahan. (Lehninger, 1996).
Ø Sifat-Sifat Fisikokimia
Protein
·
Sifat
fisikokimia setiap protein tidak sama, tergantung pada jumlah dan jenis asam
aminonnya
·
Berat
molekul protein sangat besar
·
Ada
protein yang larut dalam air, ada pula yang tidak larut dalam air, tetapi semua
protein tidak larut dalam pelarut lemak
·
Bila
dalam suatu larutan protein ditambahkan garam, daya larut protein akan
berkurang, akibatnya protein akan terpisah sebagai endapan. Peristiwa pemisahan
protein ini disebut salting out
·
Apabila
protein dipanaskan atau ditambahkan alkohol maka protein akan menggumpal
·
Protein
dapat bereaksi dengan asam dan basa
Ø Struktur Protein
Struktur
protein distabilkan oleh 2 macam ikatan yang kuat (peptida dan sulfida) dan dua
macam ikatan yang lemah(hidrogen dan hidrofobik). Ikatan peptida adalah
struktur primer protein yang berasal dari gabungan asam amino L-alfa oleh
ikatan alfa-peptida. Bukti utama untuk ikatan peptida sebagai ikatan struktur
primer dituliskan sebagai berikut:
a.
Protease adalah enzim yang menghidrolisis protein, menghaslkan polipeptida
sebagai produknya. Enzim ini juga menghidrolisis ikatan peptida protein.
b. Spektrum inframerah protein menunjukkan adanya banyak ikatan peptida
b. Spektrum inframerah protein menunjukkan adanya banyak ikatan peptida
c.
Dua protein, insulin dan ribonuklease telah disintesis hanya dengan
menggabungkan asam-asam amino dengan ikatan peptida.
d.
Protein mempunyai sedikit gugus karboksil dan gugus amina yang dapat dititrasi.
e.
Protein dan polipeptida sintetik bereaksi dengan pereaksi biuret, membentuk
warna merah lembayung. Reaksi ini spesifik untuk 2 ikatan peptida atau lebih.
f.
Penyediaan difraksi sinar X pada tingkat kekuatan pisah 0,2mm telah menyajikan
identifikasi ikatan peptida pada protein mioglobin dan hemoglobin. (Winarno,
1997)
Ø Denaturasi Protein
Denaturasi
protein adalah hilangnya sifat-sifat struktur lebih tinggi oleh terkacaunya
ikatan hidrogen dan gaya-gaya sekunder lain yang memutuskan molekul protein.
Akibat dari suatu denaturasi adalah hilangnya banyak sifat-sifat biologis suatu
protein(Fessenden, 1989).
Salah
satu penyebab denaturasi protein adalah perubahan temperatur, dan juga
perubahan pH. Faktor-faktor lain yang dapat menyebabkan denaturasi adalah
detergent, radiasi zat pengoksidasi atau pereduksi, dan perubahan jenis
pelarut. Denaturasi dapat bersifat reversibel, jika suatu protein hanya dikenai
kondisi denaturasi yang lembut seperti perubahan pH. Jika protein dikembangkan
kelingkungan alamnya, hal ini untuk memperoleh kembali struktur lebih tingginya
yang alamiah dalam suatu proses yang disebut denaturasi. Denaturasi umumnya
sangat lambat atau tidak terjadi sama sekali(Fessenden, 1989). Denaturasi
protein juga dapat diartikan suatu proses terpecahnya ikatan hydrogen, ikatan
garam atau bila susuna ruang atau rantai polipeptida suatu molekul
protein berubah. Dengan perkataan lain denaturasi adalah terjadi kerusakan
struktur primer, sekunder, tersier dan struktur kuarterner, tetapi struktur
primer (ikatan peptida) masih utuh.
Struktur
protein dapat dilihat sebagai hirarki, yaitu berupa struktur primer (tingkat
I), sekunder (tingklat II), tersier (tingkat III), dan kuarterner (tingkat IV).
Struktur primer protein
Protein
yang dibentuk dengan asama amino tergabung dalam ikatan polipeptida.
Setiap asam amino terhubung dengan asam amino lainnya dalam ikatan peptida yang
terbentuk karena adanya reaksi kondensasi gugus karboksil pada setiap
masing-masing asam amino.
Struktur
Asam amino primer
Pada
ujung dari rangkaian polipeptida yang terbentuk mempunyai sifat kimia yang
berbeda: satu ujung mempunyai gugus amino bebas (N atau amino, NH2-) disisi
satunya, sedangkan mempunyai gugus karboksil bebas (ujung C atau karboksil,
COOH-) pada ujung satunya. Oleh karena itu, arah polipeptida dan dituliskan
baik N→C (kiri ke kanan) maupun C →N (kanan ke kiri).
Struktur Sekunder protein
Pada
struktur sekunder, rangkaian polipeptida memiliki konformasi yang berbeda.
Bersifat reguler dan memiliki pola lipatan berulang dari rangka protein. Dua
tipe umum struktur protein sekunder yaitu α-heliks dan β-sheet. Keduanya
terbentuk karena ikatan hidrogen yang terjadi antara asam amino yang berbeda
pada polipeptida.
Struktur Tersier
Struktur
polipeptida yang terjadi dari lipatan komponen struktur sekunder polipeptida
yang membentuk konfigurasi tiga dimensi. Bermacam-macam gaya ikatan hidrogen
antar asam amino yang terjadi pada rangkaian polipeptida inilah maka disebur struktur
tersier. Disertai gaya hidrofobik rangkaian ini menempatkannya (asam amino
gugus non-polar) dibagian dalam protein dengan tujuan melindunginya dari air.
Selain ikatan hidrogen, terdapat juga ikatan kovalen yang disebut juga sebagai
jembatan disulfide antara asam amino sistein di berbagai macam posisi pada
rangkaian polipeptida.
Struktur Kuartener protein
Asosiasi
yang terjadi antara dua atau lebih rangkaian polipeptida, dimana masing-masing
terlipat menjadi struktur tersier, menjadi protein multisubunit. Tidak semua
protein membentuk struktur kuaternair. Antara rangkian polipeptida yang berbeda
struktur protein terikat dengan jembatan disulfide. Sedangkan pada protein yang
terdiri dari asosiasi subunit yang lebih lemah akan dihubungkan dengan ikatan hidrogen
dan efek hidrofobik. Protein ini dapat kembali pada komponen polipeptidanya,
atau berubah komposisi subunitnya tergantung pada kebutuhan fungsinya.
Singkatnya, struktur kuartener menggambarkan subunit-subunit yang berbeda dipak
bersama-sama membentuk struktur protein.
(Wibowo,
luqman, 2009)
.
Ø Kebutuhan
protein
Kebutuhan manusia akan protein dapat
dihitung dengan mengetahui jumlah nitrogen yang hilang. Bila seseorang
mengkonsumsi ransum tanpa protein, maka nitrogen yang hilang tersebut pasti
berasal dari protein tubuh yang dipecah untuk memenuhi kebutuhan metabolisme
Kebutuhan protein untuk tubuh manusia
rata-rata sebesar 1 g protein/kg berat badan per hari
Ø
KELOMPOK
PROTEIN SEDERHANA
·
Albumin :
larut dlm air
·
Globulin :
larut dlm garam encer (tdk larut dengan air)
·
Prolamin :
larut dlm etanol 70-80%
·
Glutelin :
larut dalam alkali & asam encer
·
Scleroprotein :
solvent organik
·
Protamin & histone :
larut dalam air
Ø
CARA PREPARASI
SAMPEL (PEMURNIAN SAMPEL)
1. Sampel protein (mis:albumim ) endapkan dengan
penambahan ammonium sulfat Kristal (jumlahnya tergantung dari jenis
proteinnya,kalau pelru sampai mendekati kejenuhan
ammonium sulfat dalam larutan)
2. Protein yang
mengendap di pisahkan dengan sentrifugasi dengan kecepatan 11.000 rpm selama 10
menit,lalu beningnya dipisahkan
3. Lalu beningnya
inilah yang diambil sebagai sampel untuk uji identifikasi dan penentuan kadar
Ø
IDENTIFIKASI
1. Reaksi Ninhidrin
2. Reaksi Biuret
3.
Reaksi Millon
4. Uji Xantoprotein
5. . Uji Sulfur/Belerang
Ø ANALISIS
KUANTITATIF PROTEIN
Berdasarkan Kelarutan Protein Dibagi :
1. Protein terlarut (protein dalam enzim)
v
metoda Spektrofotometri
1. Spektrofotometer UV
Menetukan kadar asam2
amino, penyususn protein pada absorbsi maksimum masing2 asam amino
2. Spektrofotometer Sinar Tampak (Visible)
A.
Metode Biuret
Protein dan pereaksi biuret membentuk
senyawa biuret komplek berwarna
pereaksi biuret : ion cupri dalam
suasana
alkalis (CuSO4Cl – NaOH)
. B.
Metode Lowry
Ggs Aromatik Protein mereduksi
pereaksi Lowry A (fosfomolibdat dan fosfotungstat) menjadi pengukuran pada ^ =
600 nm
pereaksi Lowry B (CuSO4,KoNao,
Tatrat, Na2CO3 dan NaOH).
2. Protein tidak terlarut. (protein dalam makanan)
·
metoda KJELDAHL, Tahap-tahapnya
metoda KJELDAHL meliputi :
1. Destruksi
2. Destilasi
3. Titrasi
Perhitungan :
Kadar =
Hasil x Faktor Konversi
BAB II
PENYEDAP RASA
PENGERTIAN
v
PENYEDAP RASA
Menurut Peraturan Menteri Kesehatan R.I
No. 392/Menkes/PER/XII/76, yang dimaksud dengan aditif makanan adalah bahan
yang ditambahkan dan dicampurkan sewaktu mengolah makanan untuk meningkatkan
mutu. Termasuk ke dalamnya adalah pewarna, penyedap rasa dan peraroma,
antioksidan, pengawet, pengemulsi, anti gumpal, pemucat, dan pengental.
Ø Pengertian bahan penyedap
.
penyedap rasa adalah zat komponen yang dapat memberikan rasa
atau aroma pada makanan. Oleh karena itu penyedap dapat di pindahkan ke
komponen bahan lain seperti makanan dan minuman. Suatu makanan mempunyai rasa
asin, manis, asam, pahit dengan arom yang khas. Sehingga dapat di katakan bahwa
rasa sedap (flavour) merupakakn gabungan dari perasaan yang terdapat dalam
mulut termasuk mouth feel, mouth feel saat makan adalah perasaan kasar – licin,
lunak- liat, cair-kental.
Ø Bahan penyedap terdiri dari 2 macam unsur buatannya:
yaitu:
1.
alami, yang termasuk dalam bahan penbyedap alami
adalah bumbu atau herbal. Minyak essensial, dan turunnya eleoresin, penyedap
sari buah, isolate penyedap. Dan ekstrak tananam atau hewan.
2.
sintesis atau artifical, yaitu komponen atau zat zat
yang dibuat menyerupai flavour penyedap alami. dimna
flavour terbagi atas 4 macam,
yaitu :
1. komponen
secara alami terdapat dalam bahan makana
2. zat
yang diisolasi dari bahan penyedAP alam
3. zat
yang dibuat atau sintesis tetapi identik dengan yang di buat secara alami
4. Zat
yang di buat sintesis yang terdapat dalam komponen alami.
Ø pengolahan bahan penyedap adalah:
1, langkah proses produksi
A. unit fermentasi
Dalam unit fermentasi ini, msg terdapat beberapa tahap, yaitu:
·
mollases treatmen
Yaitu tetes yang megalami perlakuan tereat men, yaitu pembersihan tetes dari
kotorannya maupun unsure unsure Yng tidak dapat dikehendaki seperti kalsium.
·
seeding
Bakteri di biakkan lebih lanjut proses seeding yaitu proses penyesuaian bakteri
dengan keadaan sebenarnya di fermentor. 5 tahap seeding, yaitu:
1)
sterilsasi tangki kosong
2)
sterilisasi
filter udara
3)
sterlisasi media
4)
pemasulan bakteri
5)
pencucian
·
Fermentasi
Juga mengalami beberapa 5 tahap.
Yaitu:
1)
sterilisasi tangki kosong
2)
sterilasi media
3)
strelisasi media
4)
pemalsuan
bakteri
5)
pencucian
B. unit isolasi
unit isolasi
mengalami beberapa tahap, yaitu:
·
Evaporasi
·
Isolasi
·
Hidrolisasi
C. unit resinning
unit resinning merupakan lanjutan dari isolasi, mengalami beberapa tahap,
yaitu:
decolorasi dan filtrasi
decolorasi 1
decolorasi 2
penjernihan decolorasi dengan resin
kristalisasi tahap 1
memperoleh Kristal msg dari sirup msg :
tahap pemvacuman
tahap pemasukan sirup msg / feeding 1
tahap pemasukan seed
tahap pemasukan sirup msg ?feeding 2
perolehan kristal msg
kristalisasi tahap 2
pembongkaan dan pencucian plate and
frame filter press
decolorasi dan kejernihan
kristalisasi
draying
pemisahan kristal msg dari cairan dan
pencuciannya.
pengeringan
pengakayan
Ø Bahan pembuatan bahan penyedap adalah :
bahan baku/ tetes tebu
bahan endukung seperti :
h2so4
nh3
Hcl an naoh
defoamer (cc222)
h3po4, urea, dan mgsso4
penisilin
dextrose
aronvis
karbin aktif
Misalnya :
monosodium glutamate (msg)
Rumus Struktur dan Molekul
Rumus struktur dan Rumus molekul msg
adalah : C12H22O11.2H2O
Bumbu sangat populer adalah vetsin, atau bahasa kimia nya mosonodium
glutamate (msg), sangat enak dan sangat dikuasai oleh indra lidah kita, namun
belakangan, para ahli kesehatan menuduh senyawa ini sebagai penyebab timbulnya
berbagai masalah kesehatan. Bahan Penyedap dan Pemberi Aroma Menurut Permenkes
RI No.722/menkes/Per/IX/88,“Penyedap rasa dan aroma, dan penguat rasa adalah
bahan tambahan pangan yang dapat memberikan, menambah atau mempertegas rasa dan
aroma” 1) Penyedap a) Penyedap alami Bahan-bahan yang termasuk dalam golongan
ini ada yang diperoleh dari alam berupa rempah-rempah (misalnya: bawang putih,
bawang bombay, pala, merica, serai, daun salam, dan daun pandan) b) Penyedap
sintetik Penyedap sintetik yang sangat populer di masyarakat adalah vetsin atau
MSG (Monosodium Glutamat). Monosodium Glutamat merupakan
33 garam natrium dari asam glutamat yang secara
alami terdapat dalam protein nabati maupun hewani. Keunikan dari MSG adalah
bahwa meskipun tidak mempunyai cita rasa, tetapi dapat membangkitkan cita rasa
komponen-komponen lain yang terkandung dalam bahan makanan. Sifat yang semacam
itu disebut dengan taste enhancer (penegas rasa). TABEL 5: Bahan yang menambah
atau mempertegas rasa No Nama Bahan DM/kg BB 1 L.Asam glutamat 0 − 120 mg 2
Monosodium glutamat 0 − 120 mg 3 Monopotasium glutamate − 4 Kalsium dhidrogen
di-L-glutamat 0 − 120 mg Sumber : Rahardjo. dkk, 2008 Peranan MSG: a)
Menyedapkan daging: hidrolisis protein dlm mulut, meninngkatkan cita rasa
dengan mengurangi rasa yang tidak diinginkan b) Meningkatkan rasa asin,
memperbaiki keseimbangan cita rasa lebih sensitif
Pada
dasarnya msg tidak di butuhkan untuk jenis masakan Indonesia karena banyak
bahan bahan yang membuat masakan Indonesia menjadi lezat, jika di tambah msg,
maka itu berarti berlebihan, msg mengintensifkan rasa gurih dari produk daging
dagingan utama nya. Jika pun di perlukan pengganti msg biasanya adalah yeast
exstract (ekstrak khamir) atau maromi (hasil fermentasi kedelai / bubuk kecap).
Untuk itu demi
kesehatan tubuh kita terutama anak anak, hindari penggunaan msg yan berlebihan,
dalam masakan dan makanan dan sebaiknya mengganti penyedap masakan dengan garam
dan gula atau tidak memakainya sama sekali.
Msg adalah
garam dari l-asam glutamate (glu) yang meupakan asam amino pembentuk protein
yang sangt penting. Senyawa ii secara alami adalah keju, susu sap, daging,
serta beberapa sayyran, tubuh manisia dan binatang memproduksi untuk
kepentingan metabolisme, fungsi otak, danb sebagai sumber energi.
Penelitian di
amerika menunjukkan rata rata orang amerika per hari mengonsumsi glutamate
sekitar 11 garam dari bahan alami, 1 gram msg, 30 – 45 gram dari keju parmesan,
dan 50 gram ari produksin tubuh sendiri, jadi di totalkan glutamate yang ada
dalam tubuh hamper 10 gram perhari.
Karenanya tidaklah mengherankan bila msg dibubukan pada makanan, tubuh mengganggapnya
sebagai glutamate yang vital bagi metabolisme dan akan
sangat merangsang pencernaan. Hal ini pernah dinyatakan oleh prof. bernd
lindmann di university homburg yang dalam tulisannya menyatakan`bagi manusia
konsumsi protein merupakan kebutuhan mutlak untuk menjaga fungsi kehidupan dan
manusia dalam evalusinya mengembangkan kepekaan untuk mengenali rasa protein
yang amat penting bagi fungsi kehidupannya sekaligus menggemarinya. Dari sini
lah kita menjadi tau mengapa makannan cepat saji (fast food ) / chips kentang
yang banyak di bubuhi bahan penyedap jauh lebih digemari oleh orang lain
terutama anak anak.
Yang
paling mengkhawatirkan adalah dampaknya pada otak. Mengeni hal itu, seorang
professor di northwestern university medical school, george e shambaugh jr,md
menyebutkan `` ketika sel sel neuron di otak menerima senyawa ini, mereka
menjadi sangat bergairah, dan meningkatkan implusnya sampai pada tingkat
kelelahan yang tinggi, tapi, beberapa jam kemudian, neuron neuron tersebut mati
seakan akan mereka bergairah untuk mati``
Jika banyak sel neuron yang mati, maka fungsi otak pun dapat menurun yang
tentunya sangat berbahaya bagi perkembangan otak terutama anak anak.
Ø Keuntungan bahan penyedap rasa
Penggunaan zat aditif memiliki keuntungan meningkatkan mutu makanan dan
pengaruh negatif bahan tambahan pangan terhadap kesehatan. Agar makanan dapat
tersedia dalam bentuk yang lebih menarik dengan rasa yang enak, rupa dan
konsentrasinya baik serta awet maka perlu ditambahkan bahan makanan atau
dikenal dengan nama lain “food additive”. Penggunaan bahan makanan pangan
tersebut di Indonesia telah ditetapkan oleh pemerintah berdasarkan
Undang-undang, Peraturan Menteri Kesehatan dan lain-lain disertai dengan
batasan maksimum penggunaannya. Di samping itu UU Nomor 7 tahun 1996 tentang
Pangan Pasal 10 ayat 1 dan 2 beserta penjelasannya erat kaitannya dengan bahan
tambahan makanan yang pada intinya adalah untuk melindungi konsumen agar
penggunaan bahan tambahan makanan tersebut benar-benar aman untuk dikonsumsi
dan tidak membahayakan. Fungsi dari bahan penyedap :
Meningkatkan cita rasa makanan
Mengembalikan cita rasa yang hilang pada waktu pemrosesan
Menambah rasa nikmat dan menekan tasa yang tidak diinginkan
Memberi cita rasa tertentu pada makanan yang tidak mempunyainya
Ø Kerugian dari bahan penyedap rasa
penggunaan bahan tambahan makanan tersebut yang melebihi ambang batas yang
ditentukan ke dalam makanan atau produk-produk makanan dapat menimbulkan efek
sampingan yang tidak dikehendaki dan merusak bahan makanan itu sendiri, bahkan
berbahaya untuk dikonsumsi manusia. Semua bahan kimia jika digunakan secara
berlebih pada umumnya bersifat racun bagi manusia.
Efek
samping penyedap
a) Monosodium
Glutamat: menyebabkan CRS (Chines Restaurant Sindrom) yang ditandai dengan
gejala kesemutan pada punggung, leher, rahang bawah, wajah berkeringat, sesak
dada, dan kepala pusing )
b)
Monopotasium glutamat : menyebabkan mual, muntah, dan kejang perut, berbahaya
bagi penderita gagal ginjal
c) Sodium glutamat : tidak boleh digunakan pada
pangan bayi dan anak-anak, dan penderitan asam urat kerusakan otak,kelainan
hati, hipertensi, stres
d) sakarin
dan aspartan, dapat menyebabkan
kanker kantong kemih dan gangguan saraf dan tumor otak, dan kanker,dapat merusak sistem saraf dapat menimbulkan, diare, sakit perut, dan dapat menimbulkan keracunan pada paru-paru, maag, tenggorokan, hidung dan usus.
kanker kantong kemih dan gangguan saraf dan tumor otak, dan kanker,dapat merusak sistem saraf dapat menimbulkan, diare, sakit perut, dan dapat menimbulkan keracunan pada paru-paru, maag, tenggorokan, hidung dan usus.
Hal tersebut dikarenakan glutamate yang ada dalam makanan segar
seperti daging, dan beberapa sayuran ada dalam bentuk terikat dan asam amino
lainmembentuk protein. Sedangkat glutamate dalam bentuk bebas eperti msg
merupakan senyawa exitotoxin / beracun.
Tubuh
manusia mempunyai batasan maksimum dalam mentolerir seberapa banyak konsumsi
bahan tambahan makanan yang disebut ADI atau Acceptable Daily Intake. ADI
menentukan seberapa banyak konsumsi bahan tambahan makanan setiap hari yang
dapat diterima dan dicerna sepanjang hayat tanpa mengalami resiko kesehatan.ADI
dihitung berdasarkan berat badan konsumen dan sebagai standar digunakan berat
badan 50 kg untuk negara Indonesia dan negara-negara berkembang lainnya. Satuan
ADI adalah mg bahan tambahan makanan per kg berat badan. Contoh: ADI maksimum
untuk B-karoten = 2,50 mg/kg, kunyit (turmerin) = 0,50 mg/kg dan asam benzoat serta garam-garamnya = 0,5 mg/kg.
BAB III
KESIMPULAN
Protein adalah salah satu bio-makromolekul
yang penting perananya
dalam makhluk hidup. Fungsi dari protein itu sendiri secara
garis
besar dapat dibagi ke dalam dua kelompok besar, yaitu sebagai
bahan
struktural dan sebagai
biokatalis untuk reaksi-reaksi kimia dalam
sistem
makhluk hidup. Makromolekul ini mengendalikan jalur dan waktu
metabolisme
yang kompleks untuk menjaga kelangsungan hidup suatu
organisma.
Keistimewaan
lain dari protein ini adalah strukturnya yang
mengandung
N (15,30-18%), C (52,40%), H (6,90-7,30%), O (21-23,50%), S (0,8-2%), disamping C, H, O
(seperti juga karbohidrat dan
lemak),
dan S kadang-kadang P, Fe dan Cu (sebagai senyawa kompleks dengan protein), Protein diperkenalkan
sebagai molekul makro pemberi keterangan,
karena urutan asam amino dari protein tertentu mencerminkan keterangan genetik yang
terkandung dalam urutan basa
dari bagian yang bersangkutan dalam DNA yang mengarahkan biosintesis protein.
penyedap rasa adalah zat komponen yang dapat memberikan rasa
atau aroma pada makanan,contoh penyedap rasa yang
biasa di gun akan yaitu , monosodium glutamate adalah garam natrium
(sodium) dari asam glutamate (salah satu asam amino non-esensial penyusun
protein) yang secara alami terdapat pada semua bahan makanan yang mengandung
protein. Misalnya saja keju, susu, daging, ikan dan sayuran. Sebenarnya
glutamate juga diproduksi oleh tubuh manusia dan sangat diperlukan untuk
metabolisme tubuh dan fungsi otak. Setiap orang rata-rata memerlukan 11 gr
glutamate setiap hari yang didapat dari sumber protein alami.
DAFTAR PUSTAKA
1. Fessenden, R.J and Fessenden, J. S.
1989. Kimia Organik jilid II.
Erlangga: Jakarta
2.
Girindra, A. 1986. Biokimia I. Gramedia,
Jakarta.
3.
Harper, et al. 1980. Biokimia(Review of Physiologycal Chemistry).
Edisi 17. EGC: Jakarta
4.
Hart,H, 1987, KIMIA ORGANIK, alih bahasa:
Sumanir Ahmadi, Erlangga, Jakarta
5.
Lehninger, A. 1988. Dasar-dasar Biokimia. Terjemahan
Maggy Thenawidjaya. Erlangga, Jakarta
6.
Muchtadi, D., Nurheni Sri Palupi,
dan Made Astawan. 1992. Metode
kimia biokimia dan biologi dalam evaluasi nilai gizi pangan olahan.
Hal.: 5-28, 82-92, dan 119-121
7. Ridwan,
S. 1990. Kimia Organik edisi I.
Binarupa Aksara: Jakarta
8. Wibowo, luqman. 2009. Deskripsi dan macam-macam tingkatan struktur
protein. Bandung
9. . Winarno,
F.G, 1997, KIMIA PANGAN dan GIZI,
Gramedia Pustaka Utama, Jakarta
0 Response to "MATERI AMAMI PROTEIN"
Post a Comment