Pada kesempatan ini saya berbagi
sebuah cerita sedih seorang ayah yang begitu malang sekali nasibnya, kisah yang
begitu mengharukan jika kita simak dengan baik dan seksama. Mungkin dari kisah
ini kita bisa mengambil hikmah agar kita takan menyia-nyiakan apa yang telah
diberikan oleh sang pencipta
Terlahir dengan jarak yang
memisahkan begitu jauh dan aku harus menikahi kekasih hatiku karena cinta. Maka
aku memaksakan kedua orangtua yang miskin tidak mempunyai apa-apa sehingga
kelaurga kami harus ngutangt kemana-mana, keluargapun enggan membantu. Tapi dengan
tekad, apapun harus diusahakan, sehingga aku dan mama serta almarhum kakak
iparku berani melangkahkan kaki ke Pulau Jawa, yang akupun tidak tahu menahu
alamatnya dimana. Dengan berbekal sedikit uang yang kami punya.
Sesampai di pelabuhan
Tanjung Perak Surabaya, kamipun bingung mau kemana? Akhirnya kami bertanya
kepada seseorang, rencana mau menanynyakan kalau mau ke Kebumen – Jawa Tengah
naik apa dan di terminal mana? Alhasil, mas-mas itu sudi mengantarkan kami
kesebuah agen pemberangkatan. Akhirnya kami tawar menawar sampai 150 ribu
perorang, setelah mama melihat isi dompet, ternyata masih cukup. Kami pun
mengiyakan dan naik ke atas mobil.
Mama bingung melihat jalur
laju mobil. Kok mobil ini muter-muter saja di tempat yang sama. Ternyata kami
di tipu, mama menangis, kami bertiga bingung mau kemana. Akhirnya kami bertiga
terpaksa berjalan kaki tanpa arah. Dan akhirnya ketemu dengan salah satu tukang
becak. Tukang becak ini sangat baik sekali, beliau mengantarkan kami dari
Jembatan Merah Surabaya ke Terminal Bungurasi.
Diterminal Bungurasi
Surabaya kami sudah mulai agak tenang, tiket angkot agak murah, tetapi uang
untuk membayarnya terpaksa harus mengambil dari uang persiapan pernikahanku.
Bus melaju dari Terminal Bungurasi menuju terminal Jogjakarta dengan memakan
waktu kurang lebih 6 jam. Setelah dari sana lanjut lagi dengan Bus jurusan
Kebumen dengan waktu tempuh 3 jam. Akhirnya kami pun sampai ditujuan, walau
harus bertanya setiap saat kepada kondektur, sesame penumpang tentang alamat
yang akan kami tuju.
Bersambung….
0 Response to "Kisah Sedih Seorang Ayah, Cerpen Kehidupan #1"
Post a Comment