Ahmad Satria Anugrah Agus Nur

Kisah Sedih Seorang Ayah, Cerpen Kehidupan #1

Pada kesempatan ini saya berbagi sebuah cerita sedih seorang ayah yang begitu malang sekali nasibnya, kisah yang begitu mengharukan jika kita simak dengan baik dan seksama. Mungkin dari kisah ini kita bisa mengambil hikmah agar kita takan menyia-nyiakan apa yang telah diberikan oleh sang pencipta

Terlahir dengan jarak yang memisahkan begitu jauh dan aku harus menikahi kekasih hatiku karena cinta. Maka aku memaksakan kedua orangtua yang miskin tidak mempunyai apa-apa sehingga kelaurga kami harus ngutangt kemana-mana, keluargapun enggan membantu. Tapi dengan tekad, apapun harus diusahakan, sehingga aku dan mama serta almarhum kakak iparku berani melangkahkan kaki ke Pulau Jawa, yang akupun tidak tahu menahu alamatnya dimana. Dengan berbekal sedikit uang yang kami punya.

Sesampai di pelabuhan Tanjung Perak Surabaya, kamipun bingung mau kemana? Akhirnya kami bertanya kepada seseorang, rencana mau menanynyakan kalau mau ke Kebumen – Jawa Tengah naik apa dan di terminal mana? Alhasil, mas-mas itu sudi mengantarkan kami kesebuah agen pemberangkatan. Akhirnya kami tawar menawar sampai 150 ribu perorang, setelah mama melihat isi dompet, ternyata masih cukup. Kami pun mengiyakan dan naik ke atas mobil.

Mama bingung melihat jalur laju mobil. Kok mobil ini muter-muter saja di tempat yang sama. Ternyata kami di tipu, mama menangis, kami bertiga bingung mau kemana. Akhirnya kami bertiga terpaksa berjalan kaki tanpa arah. Dan akhirnya ketemu dengan salah satu tukang becak. Tukang becak ini sangat baik sekali, beliau mengantarkan kami dari Jembatan Merah Surabaya ke Terminal Bungurasi.

Diterminal Bungurasi Surabaya kami sudah mulai agak tenang, tiket angkot agak murah, tetapi uang untuk membayarnya terpaksa harus mengambil dari uang persiapan pernikahanku. Bus melaju dari Terminal Bungurasi menuju terminal Jogjakarta dengan memakan waktu kurang lebih 6 jam. Setelah dari sana lanjut lagi dengan Bus jurusan Kebumen dengan waktu tempuh 3 jam. Akhirnya kami pun sampai ditujuan, walau harus bertanya setiap saat kepada kondektur, sesame penumpang tentang alamat yang akan kami tuju.


Bersambung….

0 Response to "Kisah Sedih Seorang Ayah, Cerpen Kehidupan #1"

Post a Comment

Arsip Blog

Powered By Blogger

TERIMA KASIH ATAS KUNJUNGAN ANDA

senang dengan kunjungan anda

Total Pageviews