kimia
Macam-macam Konsentrasi
Konsentrasi didefinisikan sebagai
jumlah zat terlarut dalam setiap satuan larutan atau pelarut. Pada umumnya
konsentrasi dinyatakan dalam satuan fisik, misalnya satuan berat atau satuan
volume dan satuan kimia, misalnya mol, massa rumus, dan ekivalen.
1.
Persen Konsentrasi
Dalam bidang kimia sering digunakan
persen untuk menyatakan konsentrasi larutan. Persen konsentrasi dapat
dinyatakan dengan persen berat (% W/W) dan persen volume (% V/V)
Persen berat (% W/W)
Contoh Soal 5
Persen berat (% W/W)
Contoh Soal 5
a. Dalam 100 gram larutan terlarut
20 gram zat A. Berapa persen
berat zat A
b. Berapa persen volume zat B, bila dalam 50 mL larutan terlarut 10
mL zat B.
berat zat A
b. Berapa persen volume zat B, bila dalam 50 mL larutan terlarut 10
mL zat B.
Penyelesaian
2.
Parts Per Million (ppm) dan Parts Per Billion (ppb)
Bila larutan sangat encer digunakan
satuan konsentrasi parts per million, ppm (bagian persejuta), dan parts per
billion, ppb (bagian per milliar). Satu ppm ekivalen dengan 1 mg zat terlarut
dalam 1 L larutan. Satu ppb ekivalen dengan 1 ug zat terlarut per 1 L larutan.
Parts per million (ppm) dan parts per billion (ppb) adalah satuan yang mirip persen berat. Bila persen berat, gram zat terlarut per 100 g larutan, maka ppm gram terlarut per sejuta gram larutan, dan ppb zat terlarut per milliar gram larutan.
3.
Fraksi Mol
Fraksi mol (x) adalah perbandingan
mol salah satu komponen dengan jumlah mol semua komponen. Jika suatu larutan
mengandung zat A, dan B dengan jumlah mol masing-masing nA dan nB, maka fraksi
mol masing-masing komponen adalah:
4.
Molaritas (M)
Molaritas atau konsentrasi molar (M)
suatu larutan menyatakan jumlah mol spesi zat terlarut dalam 1 liter larutan
atau jumlah milimol dam 1 mL larutan.
Cara membuat larutan dengan kemolaran tertentu
Kata Kunci: Ekivalen zat dalam larutan, jumlah mol zat terlarut, kimia fisika,
Molalitas, Normalitas, sifat koligatif
Ditulis oleh Utiya Azizah
pada 02-03-2010
Misalnya larutan yang akan dibuat
adalah CuSO4 dengan molaritas 1 M sebanyak 250 mL. Terlebih dahulu kita harus
menghitung massa CuSO4 yang terlarut dalam larutan tersebut, dengan cara
sebagai berikut:
5.
Molalitas (m)
Molalitas (m) menyatakan jumlah mol
zat terlarut dalam 1000 g pelarut. Molalitas tidak tergantung pada temperatur,
dan digunakan dalam bidang kimia fisika, teristimewa dalam sifat koligatif.
6.
Normalitas (N)
Normalitas menyatakan jumlah
ekivalen zat terlarut dalam tiap liter larutan. Ekivalen zat dalam larutan
bergantung pada jenis reaksi yang dialami zat itu, karena satuan ini dipakai
dalam penyetara zat dalam reaksi.
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kelarutan
Kata Kunci: Kelarutan KNO3,
Suhu rendah,
Suhu tinggi,
zat terlarut
Ditulis oleh Utiya Azizah
pada 26-02-2010
Suhu
Suhu mempengaruhi kelarutan suatu
zat. Bayangkan dalam gedung bioskop yang banyak penonton sedang asyik menonton
film dan tiba-tiba gedung tersebut terbakar. Pasti keadaan orang-orang tersebut
akan berbeda, dari keadaan tenang menjadi saling berdesakan dan menyebar. Demikian
pula pada suhu tinggi partikel-partikel akan bergerak lebih cepat dibandingkan
pada suhu rendah. Akibatnya kontak antara zat terlarut dengan pelarut menjadi
lebih sering dan efektif. Hal ini menyebabkan zat terlarut menjadi lebih mudah
larut pada suhu tinggi.
Perhatikan Gambar 6, terlihat
kelarutan KNO3 sangat berpengaruh oleh kenaikan suhu, sedangkan KBr kecil
sekali. Jika campuran ini dimasukkan air panas, maka kelarutan KNO3 lebih besar
daripada KBr sehingga KBr lebih banyak mengkristal pada suhu tinggi, dan KBr
dapat dipisahkan dengan menyaring dalam keadaan panas.
Jika kelarutan zat padat bertambah
dengan kenaikan suhu, maka kelarutan gas berkurang bila suhu dinaikkan, karena
gas menguap dan meninggalkan pelarut. Ikan akan mati dalam air panas karena
kelarutan oksigen berkurang. Minuman akan mengandung CO2 lebih banyak bila
disimpan dalam lemari es dibandingkan di udara terbuka.
Pengadukan Pengadukan juga
menentukan kelarutan zat terlarut. Semakin banyak jumlah pengadukan, maka zat
terlarut umumnya menjadi lebih mudah larut.
Luas Permukaan Sentuhan Zat
Kecepatan kelarutan dapat dipengaruhi juga oleh luas permukaan (besar kecilnya
partikel zat terlarut). Luas permukaan sentuhan zat terlarut dapat di
diperbesar melalui proses pengadukan atau penggerusan secara mekanis. Gula
halus lebih mudah larut daripada gula pasir. Hal ini karena luas bidang sentuh
gula halus lebih luas dari gula pasir, sehingga gula halus lebih mudah
berinteraksi dengan air.
Daya
Hantar Listrik
Dalam kehidupan sehari-hari mungkin
Anda pernah menjumpai orang yang kurang bertanggung jawab terhadap lingkungan,
yaitu menangkap ikan dengan menggunakan strom listrik. Dengan alat tersebut
mereka memasukkan aliran listrik ke dalam air sungai atau air laut. Mengapa air
sungai tersebut dapat menghantarkan arus listrik dan ikan dapat tertraik oleh
aliran listrik tersebut? Dalam air sungai terdapat zat-zat terlarut dan
ternyata sebagian dari zat terlarut itu ada yang dapat menghantarkan arus
listrik. Hal itu terbukti dengan adanya ikan yang mati akibat sengatan arus
listrik.
Air murni merupakan penghantar
listrik yang buruk. Akan tetapi jika dalam air tersebut ditambahkan zat
terlarut maka sifat daya hantarnya akan berubah sesua dengan jenis zat yang
dilarutkan. Contoh, jika dalam air ditambahkan garam dapur, maka larutan ini
akan dapat menghantarkan listrik dengan baik. Tetapi jika dalam air ditambahkan
gula pasir, maka daya hantar listriknya tidak berbeda dengan air murni.
0 Response to "KIMIA : MACAM-MACAM KONSENTRASI"
Post a Comment