Bulan suci ramadhan sebentar lagi, siapkah anda
dalam memasuki dan menjalankan segala amalan di bulan yang penuh berkah? Karena
anda adalah salah satu insan Allah Swt. Yang diberikan kesempatan untuk
mengumpulkan pundi-pundi amal dan mensucikan diri, ibarat kain putih yang
tganpa noda sedikitpun.
Coba
anda renungkan secara matang, siapakah diri anda sebenarnya?
Kira-kira
anda berada digolongan yang mana dalamm menyambut bulan suci ramadhan?
Adapun
beberapa keadaan orang yang menyambut bulan suci ramadhan ada dua, yakni orang
yang bahagia dan adapula yang sedih dengan datangnya bulan suci ramadhan.
a. Orang yang bahagia karena datangnya bulan suci
ramadhan
1.
Orang-orang mengetahui
sepenuhnya keutamaan puasa Ramadhan dan buahnya dalam menghapus dosa-dosa dan
menutupi kesalahan-kesalahan, Ramadhan adalah kesempatan emas untuk meraih
derajat takwa, melakukan muraqabah (pengawasan terhadap amal perbuatan diri
sendiri) dan muhasabah (introspeksi diri). Allah berfirman: “Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa
sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertaqwa.” (QS.
Al-Baqarah (2):183)
2.
Orang-orang yang
mengharapkan ridha Allah, merindukan surga-Nya dan melihat wajah-Nya Yang Maha
Mulia lagi Maha Indah. Dari Abu Hurairah RA. bahwasanya Rasulullah SAW
bersabda, “Jika bulan Ramadhan telah datang, niscaya pintu-pintu surga
dibuka, pintu-pintu neraka ditutup, dan setan-setan dibelenggu.”
(HR. Bukhari dan Muslim )
3.
Orang-orang mengetahui
bahwa shaum adalah sumber kebahagiaan dan kegembiraan. Dari Abu Hurairah RA
dari Rasulullah SAW bersabda: Allah SWT berfirman: “Semua
amalan manusia untuk dirinya sendiri, kecuali shaum, maka ia untuk-Ku dan Aku
sendiri yang akan membalasnya secara langsung.Shaum adalah perisai (dari
perbuatan dosa dan adzab neraka). Maka jika salah seorang di antara kalian
melakukan shaum, janganlah ia berkata dan jangan pula berteriak-teriak. Jika
ada orang lain mencaci maki atau mengganggunya, maka hendaklah ia menjawab:
“Aku tengah melakukan shaum.” Demi Allah Yang nyawaku berada di tangan-Nya, bau
mulut orang yang berpuasa di sisi Allah lebih wangi dari minyak misk. Orang
yang melakukan shaum memiliki dua kegembiraan: ia gembira saat berbuka dan ia gembira
saat menghadap Allah.” (HR. Bukhari dan Muslim )\
4.
Orang-orang mengetahui
bahwa shaum akan memberi mereka syafa’at di hari kiamat kelak. Dari Abdullah
bin Amru bin Ash bahwasanya Rasulullah SAW bersabda, “Shaum dan Al-Qur’an akan
memberi syafa’at bagi hamba pada hari kiamat kelak. Shaum berkata: “Wahai Rabbku, aku telah mencegahnya dari makan dan melampiaskan
nafsu syahwatnya. Maka izinkan aku memberinya syafa’at!” Adapun
Al-Qur’an berkata: “Wahai Rabbku aku telah mencegahnya dari tidur
di waktu malam (dengan melakukan shalat malam). Maka izinkan aku memberinya
syafa’at!” Keduanya lalu diberi izin memberi syafa’at.” (HR. Ahmad
dan Al-Hakim )
5.
Orang-orangyang
mengetahui betul manfaat shaum bagi maslahat ruhani, psikis, jasmani, dan
sosial. Dari aspek ruhani, Shaum mendidik pelakunya untuk menahan diri dari
segala bisikan hawa nafsu, menyempitkan peluang godaan setan, membiasakan diri
melaksanakan amalan-amalan wajib dan sunah secara disiplin, dan mengantarkannya
ke derajat muttaqin. Secara psikis, shaum mendidik pelakunya untuk menjadi
orang yang sabar, disiplin, pemaaf, teratur, tidak egois, tidak boros, tidak
foya-foya, dan tidak emosional. Secara jasmani, shaum terbukti oleh dunia medis
menjadi sarana peningkatan kesehatan dan penyembuhan berbagai penyakit. Adapun
secara sosial, shaum mendidik pelakunya untuk lebih peduli, dermawan, dan
penyantun kepada orang-orang yang membutuhkan. Shaum juga membiasakan hidup
kebersamaan lewat berbagai amalan ibadah secara berjama’ah.
6.
Orang-orang mengetahui
betul limpahan rahmat, nikmat, pahala, dan ampunan Allah yang disebar sepanjang
siang dan malam bulan Ramadhan. Ibadah shaum Ramadhan, qiyam Ramadhan (tarawih
dan witir), dan qiyam lailatul qadar sebagaimana disabdakan Nabi SAW dapat
menghapuskan dosa-dosa kecil yang telah lalu, jika dilakukan karena iman dan
mengharap balasan Allah semata. Ibadah tadarus Al-Qur’an, memberi sedekah
kepada orang yang membutuhkan, I’tikaf sepuluh hari terakhir, siraman-siraman
ruhani, umrah, dan berbagai amalan lainnya juga merupakan lautan pahala yang
tiada bertepi.
b.
Orang
yang Sedih dengan datangnya bulan suci ramadhan
1.
orang-orang yang
gembira bercampur sedih. Mereka gembira dengan datangnya Ramadhan yang penuh
berkah, namun juga sedih karena mereka tidak mampu melaksanakan shaum Ramadhan
atau sebagian amal kebaikan lainnya di bulan suci ini. Bukan karena kemalasan
mereka, namun karena mereka memiliki udzur syar’I seperti tua renta, sakit,
bepergian jauh, wanita hamil, atau wanita menyusui. Meski mereka sedih karena
tidak mampu melakukan sebagian amal kebajikan tersebut, namun mereka tetap
layak bergembira karena Allah SWT tetap mencatat pahala kebajikan bagi mereka.
Allah SWT berfirman:
“Maka jika di antara kamu ada
yang sakit atau dalam perjalanan (lalu ia berbuka), maka (wajiblah baginya
berpuasa) sebanyak hari yang ditinggalkan itu pada hari-hari yang lain. Dan
wajib bagi orang-orang yang berat menjalankannya (jika mereka tidak berpuasa)
membayar fidyah, (yaitu) memberi makan seorang miskin. Barangsiapa yang dengan
kerelaan hati mengerjakan kebajikan, maka itulah yang lebih baik baginya. Dan
berpuasa lebih baik bagimu jika kamu mengetahui.” (QS. Al-Baqarah
(2): 184)
2.
Orang-orang yang
merasa kesal, cemberut, sedih, dan kecewa dengan datangnya bulan Ramadhan.Tiada
kegembiraan sedikit pun dalam hati mereka dengan kehadiran bulan tebar amal
shalih dan ampunan Allah ini. Mereka sedih, kesal, dan kecewa karena beberapa
alasan:
1)
Orang-orang munafik
yang tidak meyakini kehidupan akhirat, sehingga malas beramal shalih. Shaum
sebulan penuh, shalat tarawih dan witir, tadarus Al-Qur’an, dan memberi sedekah
kepada orang-orang yang membutuhkan, bagi mereka sungguh berat.
Allah
Swt Berfirman :
“Dan tidak ada yang menghalangi mereka untuk
diterima dari mereka nafkah-nafkahnya melainkan karena kafir kepada Allah dan
Rasul-Nya dan mereka tidak mengerjakan shalat, melainkan dengan malas dan tidak
(pula) menafkahkan (harta) mereka, melainkan dengan rasa enggan.” (QS. At-Taubah (9): 54)
2)
Orang-orang yang lemah
iman dan tidak mengerti arti penting ibadah bagi kehidupan mereka di dunia dan
akhirat. Menurut angapan mereka, ibadah hanyalah beban belaka. Tiada kelezatan,
keindahan, manfaat, dan pengaruhnya bagi kehidupan. Allah SWT berfirman : “Barangsiapa yang mengerjakan amal saleh, baik laki-laki maupun
perempuan dalam keadaan beriman, maka sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya
kehidupan yang baik dan sesungguhnya akan Kami berikan balasan kepada mereka
dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan.” (QS.
An-Nahl (16): 97)
3)
Orang-orang yang
tenggelam dalam buaian lumpur syahwat, kemewahan, foya-foya, dan maksiat.
Menurut anggapan mereka, bulan Ramadhan menjadi penghalang serius bagi hobi
mereka untuk melampiaskan nafsu syahwat. Mereka lupa atau tidak tahu,
sesungguhnya surga itu mahal harganya. Surga dikelilingi oleh hal-hal yang
dibenci oleh hawa nafsu, sedangkan neraka dikelilingi oleh segala hal yang
diinginkan oleh hawa nafsu. Jika mereka menginginkan kenikmatan surga yang
abadi, mereka harus mau membayar harganya, yaitu meninggalkan segala hal yang
diinginkan oleh nafsu syahwat dan melaksanakan ajaran syariat Islam walau
dibenci oleh hawa nafsu.)
4)
Orang-orang yang tidak
terbiasa melakukan shaum. Mereka hanya mengenal dan melaksanakan shaum Ramadhan
saja. Dalam setahun, mereka tidak pernah melakukan shaum-shaum yang disunahkan:
shaum Senin dan Kamis, shaum Daud, shaum Ayyamul Bidh (tanggal
13,14, dan 15 tiap bulan dalam kalender Hijriyah), shaum ‘Arafah, shaum
‘Asyura, shaum 6 hari di bulan Syawwal, shaum Sya’ban. Mereka tidak pernah,
apalagi terbiasa, melakukan shaum sunnah. Akibatnya, melakukan shaum selama
satu bulan penuh terasa sangat berat dan menyiksa.
0 Response to "Renungan Diri Untuk Memasuki Bulan Suci Ramadhan"
Post a Comment