Sewaktu saya masih menduduki bangku kelas 3 SMA, kami
sudah diwajibkan untuk membuat laporan atau Paper istilah jaman dulu, itu salah
satu syarat buat kami semua untuk mengikuti ujian sekolah dan menjadi
pembelajaran kami untuk membuat skripsi jika kami ada yang melanjutkan
pendidikan di bangku perkuliahan.
Skripsi adalah syarat mutlak bagi seluruh mahasiswa
yang ingin menyabet gelar Sarjana Strata 1. Memang diakui sungguh banyak cara
untuk memdapatkan skripsi tersebut. Ada yang hanya santai karena memakai jasa
teman yang pandai membuat skripsi, ada juga yang membeli skripsi dan banyak
juga yang betul-betul mengerjakan skripsinya dengan setulus hati dan
sungguh-sungguh demi ilmu. Ada juga yang belum selesai skripsinya, padahal
bertahun-tahun mengerjakan skripsi, karena disebabkan judul yang terlalu susah.
Tapi kini, Skripsi bukan lagi menjadi syarat lulus S-1
Mahasiswa tidak usah repot-repot lagi membuat
skripsi
Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi
(Ristekdikti) berencana meluncurkan kebijakan baru. Yakni tidak mewajibkan
penulisan skripsi sebagai syarat kelulusan program sarjana (S1). Motivasinya
untuk menekan potensi kecurangan penyusunan tugas akhir itu.
Dan sebagai gantinya akan diberikan sebuah pilihan
yakni, mengerjakan pengabdian ke masyarakat atau laporan penelitian di
laboratorium. Kebijakan ini diambil, karena maraknya pembelian skripsi yang
membuat para mahasiswa yang enggan dipusingkan dengan tugas tersebut, menjadi
santai dan kurang bertanggung jawab. Dan ini akan menjadi budaya yang tidak
baik.
0 Response to "Mahasiswa Tidak akan Direpotkan lagi dengan Skripsi, Mengapa?"
Post a Comment