Ahmad Satria Anugrah Agus Nur

Mahasiswa Tidak akan Direpotkan lagi dengan Skripsi, Mengapa?

Sewaktu saya masih menduduki bangku kelas 3 SMA, kami sudah diwajibkan untuk membuat laporan atau Paper istilah jaman dulu, itu salah satu syarat buat kami semua untuk mengikuti ujian sekolah dan menjadi pembelajaran kami untuk membuat skripsi jika kami ada yang melanjutkan pendidikan di bangku perkuliahan.

Skripsi adalah syarat mutlak bagi seluruh mahasiswa yang ingin menyabet gelar Sarjana Strata 1. Memang diakui sungguh banyak cara untuk memdapatkan skripsi tersebut. Ada yang hanya santai karena memakai jasa teman yang pandai membuat skripsi, ada juga yang membeli skripsi dan banyak juga yang betul-betul mengerjakan skripsinya dengan setulus hati dan sungguh-sungguh demi ilmu. Ada juga yang belum selesai skripsinya, padahal bertahun-tahun mengerjakan skripsi, karena disebabkan judul yang terlalu susah. Tapi kini, Skripsi bukan lagi menjadi syarat lulus S-1

Mahasiswa tidak usah repot-repot lagi membuat skripsi

Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Ristekdikti) berencana meluncurkan kebijakan baru. Yakni tidak mewajibkan penulisan skripsi sebagai syarat kelulusan program sarjana (S1). Motivasinya untuk menekan potensi kecurangan penyusunan tugas akhir itu.


Dan sebagai gantinya akan diberikan sebuah pilihan yakni, mengerjakan pengabdian ke masyarakat atau laporan penelitian di laboratorium. Kebijakan ini diambil, karena maraknya pembelian skripsi yang membuat para mahasiswa yang enggan dipusingkan dengan tugas tersebut, menjadi santai dan kurang bertanggung jawab. Dan ini akan menjadi budaya yang tidak baik.

0 Response to "Mahasiswa Tidak akan Direpotkan lagi dengan Skripsi, Mengapa?"

Post a Comment

Arsip Blog

Powered By Blogger

TERIMA KASIH ATAS KUNJUNGAN ANDA

senang dengan kunjungan anda

Total Pageviews